MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

 

MAKALAH

“ Kepemimpinan dalam Islam”

makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Hadits Tarbawi I”

Dosen Pembimbing :

Dr. Nur Habibullah, M.Pd.I

 



  

Di susun oleh  kelompok: 14

M. Nur Afandi

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Semester V B

 

YAYASAN PENDIDIKAN DAN AMAL SOSIAL AN-NADWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

TAHUN 2020

 

KATA PENGANTAR

 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mata kuliah Hadits tarbawi I.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kepemimpinan dalam islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam makalah ini yang tidak bisa Kami sebutkan satu persatu.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

 

Kuala Tungkal, 10 November 2021

 

 

Penyusun


 

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................

C. Tujuan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan dalam Islam...............................................................

B. Cara Rosulullah menjadi seorang Pemimpin

 ................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau membebaskan pemimpin melalui pengikut mereka dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Majid, 2003). Cara alami untuk mempelajari kepemimpinan adalah dengan melakukannya di tempat kerja, dengan praktik-praktik seperti seorang ahli dalam seniman atau praktisi. Dalam hal ini, ahli dianggap sebagai bagian dari pekerjaan (Adair, 2007). Secara harfiah, kepemimpinan berarti sifat manusia, kemampuan, dan kepemimpinan. Meski arti kepemimpinan sangat luas, berbagai ilmuwan menjelaskannya secara bermacam-macam.

            Dalam pandangan Charteris-Black (2006), “leadership is a process whereby an individual influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah esensi dan nilai pemimpin. Teori kepemimpinan telah dikembangkan beberapa dekade yang lalu dengan berbagai bentuk, konteks, dan tema yang dihasilkan oleh berbagai penelitian yang juga memiliki berbagai referensi.

            Kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok sangat penting karena dapat dijadikan sebagai acuan untuk mencapai tujuannya dengan cara yang benar. Memahami konsep kepemimpinan akan dapat membantu individu dan organisasi mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien.  Seperti yang telah umum dipahami, kepemimpinan adalah aktivitas manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

            Jika dilihat dalam kaitannya dengan ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan jalan kepada Allah SWT. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan mereka sendiri ke dalam lingkungan orang-orang yang memimpin dalam upaya untuk mencapai Allah SWT dalam hidupnya di dunia dan di akhirat.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kepemimpinan dalam islam ?

2.      Bagaimana cara rosulullah menjadi seorang pemimpin ?

 

C.     Tujuan

            Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu kepemimpinan dalam islam dan bagaimana cara rasulullah menjadi seorang pemimpin.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Kepemimpinan dalam islam

            Jika dilihat dalam kaitannya dengan ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan jalan kepada Allah SWT. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan mereka sendiri ke dalam lingkungan orang-orang yang memimpin dalam upaya untuk mencapai Allah SWT dalam hidupnya di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman: Artinya: "….Segala puji bagi Allah yang telah memimpin kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk….”

            Firman Allah di atas jelas bahwa untuk sampai ke jalan yang Allah SWT membutuhkan para pemimpin yang akan menjalankan kepemimpinan sesuai dengan instruksi-Nya. Pemimpin yang ideal, yang memiliki pemimpin Islam, adalah hasrat untuk semua orang. Karena pemimpin ini akan membawa organisasi, pendiri, tanah dan ibu, dan oleh karena itu pemimpin mutlak diperlukan untuk kebaikan rakyat.

            Imam al-Mawlawi menyinggung hukum dan tujuan kepemimpinan dalam keputusan Tentara Salib. Dia mengatakan bahwa membangun peran kepemimpinan dalam pendapat Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan sosial. Selain itu, katanya, kehadiran pemimpin dalam kepemimpinannya sangat penting. Misalnya, ini berarti bahwa kepemimpinan memiliki dua tujuan: (1) Nilai-nilai dalam agama dan ini merupakan alternatif dari misi kenabian untuk melindungi agama; (2) dan Siyasati ad Dun untuk menjalankan atau memerintah urusan dunia. Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan adalah menciptakan rasa aman, keadilan, dan ketenaran, menegakkan Ammar Maarouf Nahi Munkar, peduli terhadap orang, dan mengatur serta memecahkan masalah masyarakat. (3) Berbicara tentang pertanyaan hukum dalam kepemimpinan Islam, adanya kepemimpinan hukumnya adalah wajib. Tetapi para ahli masih terbagi pada apakah itu wajib atau sah. Beberapa kelompok mengatakan bahwa mereka berkomitmen karena mereka masuk akal untuk menyerang untuk menghilangkan korupsi, kerugian, dan perpecahan yang disebabkan oleh suatu kelompok atau kelompok. Yang lain berpendapat bahwa penghakiman adalah wajib karena komandan direkrut langsung dari Syariah dalam perintahnya, seperti pada QS. An-Nisa’ ayat 59 (Iswanto dkk., 2014).

 

            Dari perspektif geologis, kepemimpinan adalah kegiatan yang memengaruhi perilaku orang lain dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ajaran Islam, kepemimpinan berarti bahwa suatu kegiatan membimbing, memimpin, memimpin, dan menunjukkan jalan Allah SWT.

            Kepemimpinan Islam dasar, yaitu:

1.      fondasi Tauhid,

2.      fondasi kesetaraan manusia,

3.      fondasi persatuan Islam,

4.      fondasi nasehat tentang konsensus atau kedaulatan rakyat.

5.      Dasar keadilan dan kesejahteraan untuk semua.

            Sementara itu, landasan kepemimpinan dalam Islam, yaitu:

1.      Surat Al-Baqarah ayat 30;

2.      Surat An- Nisa~ ayat 59;

3.      Surat An-Nur ayat 55;

4.      Surat Shad ayat 26;

5.      Surat An-Nahl ayat 89; serta

6.      Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

            Sementara itu, imam Al-Mawardi di Al-Ahkam Al-Sulthoniyah menyinggung hukum dan tujuan bimbingan. Dia mengatakan bahwa membangun kepemimpinan di mata Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan masyarakat untuk menggantikan misi kenabian dengan melindungi agama dan membimbing atau menilai urusan dunia. Selain itu, Likhilafati an-Nubuwwah Fi-Harosati ad-Din, sebuah alternatif untuk misi kenabian perlindungan agama dan Wa Siyasati ad-Dun-yaa, untuk bimbingannya atau aturan urusan dunia.

 

B.     Cara Rosulullah menjadi seorang Pemimpin

            “Sebaik-baiknya pemimpin d iantara kamu adalah mereka mencintai kamu dan kamu pun mencintainya dan seburuk-buruknya pemimpin di antara kamu adalah mereka membencimu dan kamu pun membencinya.” (hadis)

            Hadis di atas mengisyaratkan bahwa sosok pemimpin dalam setiap akivitas semestinya menjadi figur menarik yang penuh dengan mahabbah, rasa cinta. Bagi kaum Muslimin, kepemimpinan dan keindahan akhlak Rasulullah sungguh memantik banyak perhatian setiap orang yang mengenalnya saat itu. Tampilan perilaku dan kesantunannya tercermin dalam sikap kesehariannya sebagai seorang pemimpin.

            Sebagai seorang kepala rumah tangga, ia menjadi pemimpin yang baik untuk istri dan anak-anaknya. Sebagai seorang kepala pemerintahan, ia pemimpin yang memiliki sikap bertanggung jawab untuk memberi kenyamanan, ketenteraman dan kemakmuran, serta rasa adil bagi rakyatnya. Demikian pula keluhuran akhlaknya sebagai pemimpin umat, khotamul anbiyai wal mursalin diabadikan oleh Allah SWT dalam Alquran surat al Qolam 4 yang berbunyi,“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Dalam masa perjalanan mengemban amanat, kesantunannya senantiasa menjadi buah bibir kebaikan.

            Karenanya, ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah,“Ya ummal mu’minin apa akhlak Rasulullah sedemikian indah perilakunya? Kemudian Siti Aisyah menjawab,“Khuluquhul quran." (akhlaknya adalah Alquran)

            Tren demokrasi yang marak menjelang suksesi kepemimpinan selalu menjadi fenomena menarik di negeri kita. Aneka ragam potret wajah calon dan kandidat menghiasi hampir di setiap pojok tatapan mata. Semua memantik perhatian. Dengan sedikit sentuhan kata manis, janji, dan harapan menjadi kata kunci “pilih saya” sebagai pemimpin dan wakil Anda.

            Tidak sedikit mereka yang harus mengeluarkan modal besar hanya untuk mencari kekuatan massa, gengsi, dan sensasi bercampur dengan rasa percaya diri, meski kadang tidak bercermin diri. Yang malah menarik justru bagi sebagian orang menjadi lahan basah untuk mengeruk keuntungan. Tidak kalah hebatnya kesiapan pihak rumah sakit jiwa sudah mempersiapkan ratusan kamar dengan aneka fasilitas bagi mereka yang tidak siap dan gagal jadi pemimpin karena stres.

            Melihat kondisi seperti ini, semestinya kita belajar dengan mengambil teladan Rasulullah dan para sahabat di balik keberhasilan dan kesuksesannya. Ini empat sifat kepemimpinan Rasulullah yang menjadi kunci sukses dakwah, yaitu:

1. Siddiq (bersikap jujur).

            KPK kini marak mengungkap banyak kasus korupsi dan penyelewengan anggaran yang terjadi di kalangan pejabat dan anggota DPR. Semakin jelas bahwa sifat jujur mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin. Jujur untuk menghargai orang lain, jujur untuk mengakui kesalahan dan kekurangan, serta jujur dalam menyampaikan fakta dan kebenaran. Rasullah bersabda,“Bersikap jujurlah karena kejujuran akan mengantarkan orang pada kebaikan dan kebaikan menunjukkan jalan ketakwaan." (waj’alnaa lilmuttaqiina Imaama)

2. Amanah (dapat dipercaya/trust)

            Rasulullah mendapatkan gelar al amiin, artinya orang yang yang dapat dipercaya untuk menunaikan amanah. Jatuh hatinya Siti Khodijah karena nabi sukses dalam mengemban amanah perniagaan. Demikian pula keberhasilan dakwah dan penyebaran Islam karena nabi amanah dalam mengemban risalah Ilahiah. Dalam surat an Nisa 58,“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

3. Tabliq (mengomunikasikan pesan kebenaran)

            Qulil haqqo walau kaana murron.” Sampaikanlah olehmu kebenaran itu meskipun pahit. Tentunya sifat seorang pemimpin wajib memiliki keberanian untuk menyampaikan kebenaran. Tegas dan lugas dalam menerapkan supremasi hukum dan keadilan. Tentunya seorang pemimpin harus cermat mengemas komunikasi yang sesuai dengan bahasa kaumnya, sehingga setiap pesan moral, visi, dan misi yang diembannya menjadi semangat bersama untuk membangun masyarakat sebagaimana Rasulullah sukses membangun Yastrib menjadi Kota Madinah.

4. Fathonah (intelek dan cerdas).

            Kecerdasan Rasulullah membaca hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi saat itu melahirkan ide gemilang menuju perubahan masyarakat. Keputusan jihad dan hijrah merupakan kompilasi dari kecerdasan Rasulullah. Penyatuan umat yang terpecah karena suku dan kabilah membutuhkan strategi jitu. Fakta kejeliaan dalam menempatkan pemimpin sebagai pelaku perubahan masyarakat saat itu (agent of change) menjadi bukti intelektualitas nabi sebagi pemimpin visioner. The right man on the right jobWallahu a’lam bis showab.

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Jika dilihat dalam kaitannya dengan ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan jalan kepada Allah SWT. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan mereka sendiri ke dalam lingkungan orang-orang yang memimpin dalam upaya untuk mencapai Allah SWT dalam hidupnya di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman

            Empat sifat kepemimpinan Rasulullah

1.      Siddiq

2.      Amanah

3.      Tabligh

4.      Fathoonah

B.     Saran

            Jika di dalam makah ini banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan maupun dalam materi, penulis mohon maaf, karena manusia tempat khilaf dan salah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adair, J. (2007). Cara Menumbuhkan Pemimpin 7 Prinsip Kunci Pengembangan Kepemimpinan yang Efektif. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Bass, B. M. (1960).

Leadership, psychology, and organizational behavior. psycnet.apa.org Burns, J. M., & Rechy, J. (2004).

Transforming leadership: A new pursuit of happiness (Vol. 213). Grove Press. Charteris-Black, J. (2006).

The communication of leadership: The design of leadership style. Routledge. Iswanto, K, M. R. T., Muzhaffar, A. & Arafah, A. . I. (2014).

Kepemimpinan Dalam Islam (Pengertian, Dasar, Landasan, Tujuan & Hukum). Diakses pada 17 Januari 2017 dari http://www.kammiuinsuka.org/2015/03/kepemimpinan-dalamislam-pengertian.html

 

 

 

 

 

 

                           

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM"

Post a Comment